Masalah Penduduk, Masyarakat dan budaya



     Gizi buruk kronis/Stunting dapat menjadi ancaman bagi generasi Indonesia di masa depan jika tidak segera dicegah. Indonesia akan melewatkan masa bonus demografi hingga tahun 2030 dengan tidak optimal karena tidak dapat menciptakan generasi emas Indonesia.

Menurut saya, Indonesia dengan segala kekayaan alamnya masih memiliki persoalan gizi yang terbilang memprihatinkan. Saat ini, sembilan juta atau lebih dari sepertiga jumlah balita (37, 2 persen) di Indonesia menderita stunting. Stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, dari janin hingga usia 24 bulan. Gizi buruk kronis ini biasanya terjadi pada anak dibawah lima tahun dan ditandai oleh membusungnya perut.

Solusi nya, adalah dengan mecegah nya sejak dini, pencegahan yang pertama dari sisi pemerintah yaitu dengan mensosialisasikan bahaya dan cara mencengah terjadi nya gizi buruk kronis ini, dengan mengajak seluruh orang tua menjaga gizi yang diberikan kepada anak anak nya. dan memberikan bantuan kepada orang tua kurang mampu. Yang kedua dari sisi masyarakat itu sendiri dengan memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya.  Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.

Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Individu, keluarga, dan masyarakat